Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Cara para Santri Belajar Bahasa Arab di Pondok Pesantren

Bahasa arab merupakan bahasa yang digunakan di daerah arab dan sekitarnya yang merupakan tempat penyebaran agama islam. Wahyu tuhan yang diberikan kepada Nabi akhir zaman berupa bahasa arab, sehingga bagi umat islam merupakan bahasa yang penting. Diceritakan bahwa bahasa yang digunakan di surga adalah bahasa arab, untuk itu bahasa arab adalah bahasa yang unggul.
mengaji
mengaji
Umat islam berpedoman kepada Al Qur’an dan sunah, dan keduanya merupakan berupa bahasa arab. Selain itu kebanyakan kitab kitab agama islam juga berupa bahasa arab, untuk itu bagi umat islam hendaklah belajar bahasa arab. Terlebih lagi bagi para santri yang ada di pondok, tentunya ditekankan dalam belajar bahasa arab.

Para santri dalam belajar bahasa arab di pondok pesantren ada beberapa cara atau ilmu yang harus dipelajari. Jika tidak menguasai ilmu tersebut maka dianggap tidak bisa atau mengerti bahasa arab, apa saja ilmu ilmu tersebut ? Berikut ini adalah beberapa ilmu yang dipelajari santri dalam belajar bahasa arab ...

1. Yang pertama yaitu ilmu nahwu, ilmu ini menerangkan tentang bagaimana perubahan harakat setiap akhir kalimat. Jadi dalam bahasa arab, setiap kalimat dalam tempat yang berbeda tentunya harakatnya ikut berubah. Untuk itu ilmu ini disusun untuk mengatasi kesulitan tersebut dan agar orang selain arab bisa memahami bahasa arab.

2. Kemudian adalah ilmu shorof, ilmu tersebut menerangkan perubahan setiap kalimat dan artinya. Jika dalam bahasa indonesia, kata dasar makan menjadi, memakan, orang yang memakan, dimakan dan lainnya. Ilmu ini sangat penting, jika ada dosen bahasa arab dan tidak menguasai ilmu ini maka ia dosen amatir.

Ilmu nahwu diibaratkan ayah dan ilmu shorof diibaratkan ibu, keduanya sangat penting akan tetapi lebih penting ibu. Kedua ilmu ini sangat penting sehingga di pesantren menjadi pelajaran yang utama di setiap kelas.

3. Selanjutnya yaitu ilmu balaghah, pengertian ilmu ini secara mudah yaitu ilmu yang menerangkan majas. Jadi majas bukan hanya ada dalam bahasa indonesia saja, akan tetapi juga ada di dalam bahasa arab. Contohnya yaitu saat ada seorang anak yang sedang memanjat pohon, kemudian orang tuanya datang dan mengatakan “ayo terus naik lebih tinggi lagi, tidak usah turun”.

Kata kata tersebut secara harfiah memberikan arti bahwa sang anak di suruh naik tinggi lagi, akan tetapi arti hakikatnya yaitu melarang memanjat pohon. Di dalam Al Qur’an terdapat kalimat yang hampir sama, sehingga dalam memahaminya harus berhati hati. Demikianlah beberapa ilmu yang dipelajari santri di dalam pesantren untuk belajar bahasa arab.